e-book

  • makalah

Minggu, 05 Juni 2016

Makalah Tantangan dan Peluang Bagi Masa Depan Peradaban Islam

MAKALAH
“TANTANGAN DAN PELUANG BAGI MASA DEPAN PERADABAN ISLAM”
Makalah Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam II


Disusun oleh :
Adhiya Asa Ai’sy (11151020000061)
Hanifa Pratiwi S. (11151020000068)
Kirana Ayna M. (11151020000082)
Dosen  Pembimbing :  Siti Nadroh , M.Ag

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tantangan dan Peluang Bagi Masa Depan Peradaban Islam”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas studi islam II dan memberikan informasi tambahan kepada para pembaca agar dapat lebih memahami ilmu agama terutama ilmu tentang tantangan dan peluang yang dihadapi umat islam.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik dosen, orang tua, serta teman – teman. Penulis ucapan terima kasih atas bimbingan, arahan, dan bantuannya, semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Tak hanya itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel, tulisan, dan buku telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik.
Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mohon maaf jika banyak kekurangan dan kesalahan. Penulis setulus hati menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini

Jakarta, 20 Maret 2016


Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang 1
  2. Rumusan Masal 2
  3. Tujuan Penulisan 2
  4. Metode Penulisa 2
BAB II PEMBAHASAN
  1. Kekuatan Umat Islam 3
  2. Kelemahan Umat Islam 4
  3. Tantangan Umat Islam 7
  4. Peluang Umat Islam 9
  5. Strategi Umat Islam dalam Membangun Peradaban Islam 11
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan 19
  2. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20









BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Adanya perubahan zaman menuju ke arah yang lebih modern, merubah kebudayaan manusia ke arah kebebasan diberbagai aspeknya, sehingga moral dan akhlak mulai ditinggalkan, dengan alasan kebebasan berpendapat, berkreasi, bertingkah laku dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan kesalahan dalam menyikapi perkembangan zaman atau yang sering kita sebut dengan era globalisasi.
Globalisasi semakin hari semakin merombak kehidupan umat islam. Umat islam seakan – akan menganggap bahwa globalisasi adalah segala – galanya dan merupakan era medernisasi bagi mereka, padahal modernisasi adalah suatu dilema yang dihadapi sebagian besar masyarakat. Disatu sisi ada masyarakat yang mengikuti globalisasi ini dengan merubah diri menjadi manusia yang lebih modern, namun disisi lain juga masih ada masyarakat yang masih mempertahankan kepribadiannya sesuai dengan nilai yang telah dianutnya.
Sebenarnya globalisasi bagi umat islam tidak perlu terlalu diributkan, tetapi hal yang paling penting adalah bagaimana peran islam dalam menata umat manusia menuju tatanan hidup yang lebih maju dan beradab disamping maraknya globalisasi itu sendiri dan bagaimana peluang dan tantangan yang dihadapi umat islam di masa yang akan datang. Bagi kita, ada atau tidak adanya globalisasi tidak menjadi masalah jika ajaran islam sudah benar – benar diterima oleh masyarakat dan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kiranya cukup penting untuk menegakkan nilai – nilai islam dalam era globalisasi ini agar kita memahami perubahan yang terjadi dan mengetahui kelemahan dan kelebihan umat islam itu sendiri.
  1. Rumusan Masalah
Dari pemabahasan di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Apa saja kekuatan yang dimiliki umat islam?
  2. Apa saja kelemahan yang dimiliki umat islam?
  3. Apa saja tantangan yang dihadapi umat islam?
  4. Apa saja peluang yang dimiliki umat islam?
  5. Bagaimana strategi dalam membangun masa depan peradaban islam?

  1. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam II dan mengetahui tantangan dan peluang umat islam bagi masa depan peradaban islam secara lebih mendalam.

  1. Metode Penulisan
Penulis menggunakan studi kepustakaan dari berbagai sumber berupa buku maupun media elektronik yang memuat informasi berkaitan dengan tantangan dan peluang umat islam bagi masa depan peradaban islam.














BAB II
PEMBAHASAN


  1. Kekuatan Umat Islam
Perkembangan zaman yang terjadi saat ini sungguh luar biasa pesat. Berbagai macam penemuan telah dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia, mulai dari penemuan budaya, teknologi bahkan perkembangan ideologi. Hal ini merupakan hal yang wajar karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak pernah bisa berhenti untuk berkarya. Namun demikian, seiring perkembangan zaman tantangan umat Islam sungguh berat dalam menghadapi era modern ini, dimana umat Islam seperti dihadapkan pada era globalisasi, informasi, dan teknologi. Sehingga muncul pertanyaan apakah umat Islam siap untuk menghadapi era globalisasi, informasi, dan teknologi ini. Dalam menghadapi era globalisasi ini umat islam masih memiliki kekuatan – kekuatan, antara lain :
  1. Tingginya Kemampuan Literasi
Buku dianggap sebagai salah satu warisan sebuah peradaban yang gemilang, maka peradaban Islam menjadi peradaban masa depan yang ditopang oleh buku. Di samping menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan Islam, buku juga menjadi ukuran sejauh mana sebuah peradaban dipandang maju. Para khalifah Islam pada masa lalu memahami benar hal ini. Pada abad ke-10, misalnya, di Andalusia terdapat 20 perpustakaan umum, salah satu yang terkenal diantaranya adalah Perpustakaan Umum Cordova, yang saat itu memiliki tidak kurang dari 400 ribu judul buku. Ini termasuk jumlah yang luar biasa untuk ukuran zaman itu. Padahal empat abad setelahnya, dalam catatan Chatolique Encyclopedia. Perpustakaan Gereja Canterbury yang terbilang paling lengkap pada abad ke-14, hanya miliki 1800 judul buku. Jumlah itu belum seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo yang mengoleksi tidak kurang dari dua juta judul buku.
  1. Umat Islam yang Cinta Toleransi
Masyarakat madani yang kita cita-citakan hanya dapat terwujud bila kita mengarah kepada ittihadul ummah. Kemenangan islam yang mengalahkan kaum paganis musyrikin telah membuktikan bahwa suatu tradisi ditangan daulah islamiyah masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dapat hidup tentram dan damai. Hidup yang rukun, berdampingan dan saling menghargai telah ditunjukan oleh kebesaran jiwa islam sejak periode madinah dan futtuh mekkah maupun pada saat kejayaan pemerintahan Islam di Andalusia.
  1. Persaudaraan
Persaudaraan sesama muslim merupakan kunci utama kekuatan umat Islam. Orang beriman yang bersaudara itulah yang memperkuat umat islam dan yang persaudarakan umat islam adalah Allah. Inilah barang termahal, yaitu persatuan yang tidak bisa dibeli dengan harta sedunia terjadi kerukunan kebersamaan dan persatuan diantara umat Islam sehingga Allah kuatkan Islam.
   
  1. Kelemahan Umat Islam
Selain mempunyai kekuatan, kondisi umat Islam saat ini juga penuh dengan kelemahan–kelemahan. Kelemahan – kelemahan   itu terdiri dari kapasitas intelektual dan problematika moral. Kelemahan dalam kapasitas intelektual adalah sebagai berikut :

  1. Lemah dalam Pengorganisasian
Sekarang ini terjadi gerakan – gerakan yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga kebathilan akan diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi pihak yang kalah.
  1. Lemah dalam Pendidikan
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan, pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan mustahil terjadinya kebangkitan umat.
  1. Lemah dalam Ilmu Pengetahuan
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi sedang berkembang pesat, tetapi umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, hal ini disebabkan karena wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu kemauan umat untuk menuntut ilmu juga sangat rendah.
  1. Lemah dalam Keamanan
Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril dan materil. Begitu pula dengan iman, tidak sedikit umat lslam yang sudah tidak lagi menjaganya dan membiarkan pengaruh – pengaruh aqidah lain datang tanpa ada proteksi.
  1. Lemah dalam Perencanaan – perencanaan
Saat ini banyak umat islam yang tidak memiliki tujuan yang jelas. Berbagai rencana yang dibuat penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan oleh umat Islam yang tidak mendapatkan pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang memadai.
Sedangkan kelemahan dalam problematika moral yang dihadapi oleh umat islam adalah sebagai berikut :
  1. Hilangnya Rasa Sabar
Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok bagi keberhasilan seorang muslim, namun saat ini banyak orang yang tidak bersabar dan pada akhirnya melakukan hal – hal yang merugikan dirinya sendiri dan orang – orang disekitarnya.
  1. Hilangnya Keberanian
Umat Islam pada zaman dahulu memiliki prinsip laa marhuba illalahsehingga tidak memiliki keberanian kepada Allah SWT dan selalu mengikuti perintahnya. Namun sekarang umat Islam mengalami penyakit, yaitu Al Juban. Oleh karena itu rasa takut yang dulu ada kini berubah menjadi keberanian menentang perintah Allah SWT.
  1. Hilangnya Sikap Teguh Pendirian
Saat ini umat Islam mulai memperlihatkan kemudahan dalam  mengalami penyimpangan – penyimpangan dalam hidupnya, baik disebabkan oleh termakan rayuan maupun terserang oleh  teror-teror. Salah satu contoh hilangnya sabat ini adalah banyaknya hal – hal yang sering diucapkan namun tidak dipraktekan.
  1. Hilangnya Komitmen
Dewasa ini banyak kaum muslimin yang tidak bisa berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar bahwa Islam harus menjadi hal yang paling utama dalam hidupnya.

  1. Tantangan Umat Islam
Belakangan ini umat Islam sedang diguncang oleh banyak isu, baik dalam skala nasional maupun internasional. Polemik tentang peran agama di Indonesia seakan tidak ada hentinya. Terlebih lagi, jika menyangkut sebuah kepercayaan yang pemeluknya adalah mayoritas dari warga bangsa. Sikap saling berbantahan akan menguras energi masing-masing kelompok untuk menunjukkan bahwa pahamnyalah yang paling benar. Tanpa disadari, musuh-musuh Islam akan tertawa melihat fenomena tragis ini. Maka dari itu, saat ini Islam mendapatkan banyak tantangan dari berbagai isu yang beredar tersebut. Berikut ini adalah beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam, yaitu:
  1. Pernikahan Beda Agama
Di penghujung tahun lalu, Indonesia digegerkan lagi dengan persoalan menikah lintas agama. Sebenarnya polemik tersebut sudah terjawab dalam UU nomor 1 tahun 1974 yang menyebutkan pada pasal 2 ayat (1), "Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu." Jika ada agama yang mengharamkannya, maka tidak sah. Hal itu berlaku bukan hanya pada Islam. Namun, ketegasan pemerintah masih belum terlihat sehingga terdapat celah untuk menikah beda agama di luar negeri karena Kantor Catatan Sipil tetap dapat mencatat pernikahan beda agama di luar negeri.
Hukum pernikahan beda agama atau biasa juga dikenal dengan pernikahan lintas agama selalu menjadi polemik yang cukup kontroversial dalam masyarakat, khususnya negara yang memiliki berbagai macam penduduk dengan agama yang berbeda-beda.
Dilihat dari dua sudut pandang pada hukum pernikahan berbeda agama dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan pasangan yang menikah, yaitu :
  1. Hukum seorang laki-laki muslim menikahi perempuan non muslim (beda agama)
Pernikahan seorang lelaki muslim menikahi seorang wanita yang non muslim dapat diperbolehkan, tapi di sisi lain juga dilarang dalam Islam, untuk itu terlebih dahulu sebaiknya kita memahami terlebih dahulu sudut pandang dari non muslim itu sendiri.
  1. Laki-laki yang menikah dengan perempuan ahli kitab (Agama Samawi), yang dimaksud agama samawi atau ahli kitab disini yaitu orang-orang (non muslim) yang telah diturunkan padanya kitab sebelum Al-Qur'an. Dalam hal ini, para ulama sepakat dengan kitab Injil dan Taurat, begitu juga dengan nasrani dan yahudi yang sumbernya sama. Untuk hal seperti ini, pernikahannya diperbolehkan dalam islam. Adapun dasar dari penetapan hukum pernikahan ini, yaitu mengacu pada Al-Qur'an, Surat Al-Maidah : 5
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.”
  1. Lelaki muslim menikah dengan perempuan bukan ahli kitab. Yang dimaksud dengan non muslim yang bukan ahli kitab disini yaitu kebalikan dari agama samawi (langit), yaitu agama ardhiy (bumi). Agama Ardhiy (bumi), yaitu agama yang kitabnya bukan diturunkan dari Allah SWT., melainkan dibuat di bumi oleh manusia itu sendiri. Untuk kasus yang seperti ini, maka diakatakan haram. Adapun dasar hukumnya yaitu Al-Qur'an, surat Al-Baqarah : 222
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”
  1. Perempuan muslim menikah dengan laki-laki non muslim
Dari Al-Qur'an, surat Al-Baqarah : 221 sudah jelas tertulis bahwa:
"...Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman..."
Pernikahan seorang muslim perempuan sudah menjadi hal mutlak diharamkan dalam Islam, jika seorang perempuan tetap memaksakan diri untuk menikahi lelaki yang tidak seagama dengannya, maka apapun yang mereka lakukan selama bersama sebagai suami istri dianggap sebagai perbuatan zina.
  1. Toleransi Agama yang Kebablasan
Toleransi adalah konsep moderat untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerja sama di antara komponen-komponen masyarakat yang berbeda. Baik beda agama, suku bangsa, etnis, bahasa, budaya, maupun politik. Dalam toleransi beragama harus dipahami hanya sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dalam bentuk system, tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan mereka untuk menjalankan keyakinan agama mereka masing-masing. Bukan berarti kita harus mengikuti apa yang mereka lakukan dalam agama mereka, terutama dalam hal akidah karena hukumnya adalah haram bagi kita umat islam.
  1. Banyaknya muncul paham-paham baru dalam islam yang menyebabkan pertentangan dan perpecahan dalam umat islam.
  2. Berkembang pesatnya agama Islam di seluruh dunia namun belum bersatunya negara-negara islam sehingga belum terkumpul kekuatan yang besar dalam islam.
  3. Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi barat, nilai-nilai agama berangsur-angsur mulai bergeser.
Umat Islam harus konsisten mengikuti jalan yang lurus sebagaimana ditetapkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Selain itu, harus waspada terhadap jalan-jalan lain yang dipromosikan dan dipropagandakan orang yang tidak suka dengan Islam, meskipun dari lisannya mungkin meluncur kalimat-kalimat pemanis. Masih banyak lagi masalah yang timbul (dan berpotensi timbul) ke permukaan. Saat ini, Indonesia bahkan dunia sangat membutuhkan soliditas kaum Muslimin. Tanpa persatuan yang teguh dan semangat untuk saling membantu, umat Islam akan kembali dijajah dalam berbagai aspek kehidupan.
  1. Peluang Umat Islam
Pada zaman yang semakin berkembang ini banyak tantangan – tantangan yang dihadapi oleh umat islam dari berbagai bidang. Namun, dibalik tantangan – tantangan yang dihadapi, dapat kita temukan beberapa peluang yang dapa tmemajukan umat islam. Beberapa contoh peluang tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Semua Ilmu Pengetahuan Sudah Tertera di Dalam Al – Quran
Seharusnya umat Islam itu memiliki peluang yang sangat besar untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena semua ilmu pengetahuan jelas sudah tertera di dalam Al Quran. Al Quran yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad bertujuan untuk menjadi pedoman hidup manusia. Oleh karena itu umat Islam tak boleh tertinggal dalam hak penguasaan teknologi, namun perlu diingat pula umat islam juga jangan sampai meninggalkan Al Quran.
  1. Berkembangnya Ekonomi Syariah
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam satu dekade terakhir ini berkembang pesat dan semakin menarik. Pasca 1998, bank-bank umum berbasis sistem syariah mulai tumbuh. Kini, ada kurang lebih sekitar 10 bank umum syariah di Indonesia. Belum lagi, ditambah dengan puluhan bank perkreditan syariah di berbagai wilayah. Menariknya lagi, pertumbuhan perbankan syariah diikuti juga dengan asuransi syariah, pegadaian syariah, koperasi syariah, BMT/jasa keuangan syariah dan pasar modal syariah.Begitu pula dengan perkembangan sektor zakat dan wakaf sebagai salah satu pilar ekonomi Islam. Kesadaran sebagian umat Islam untuk menunaikan zakat dan wakaf semakin besar. Apalagi, baru-baru ini Presiden SBY me-launching wakaf tunai. Fenomena tersebut membuktikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kesadaran untuk menerapkan syariat Islam dalam bidang ekonomi.
  1. Lebih Mudah dalam  Melakukan Dakwah
Berbicara dakwah memang selalu identik dengan seorang ustadz yang sedang khutbah di atas mimbar. Dihadiri oleh para mustami atau jamaah dan dilaksanakan di masjid. Itulah pandangan dari seorang yang awam akan hakikat dakwah yang sebenarnya. Jika kita perhatikan, batasan dakwah itu tidak terbatas oleh tempat dan metode. Dakwah bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja, selama tidak menyimpang dari koridor yang sewajarnya. Oleh karena itu, cakupan dakwah memiliki arti yang luas dan metode yang tak terbatas.
Semua cara bisa kita lakukan dengan tidak merubah dari substansinya. Salah satunya dengan memanpaatkan media massa yang berkembang saat ini. Seperti dakwah dengan menggunakan media-media digital, seperti ceramah pengajian yang disimpan di computer berupa Mp3, video, dan sebagainya. Dengan demikian, maka isi pengajian tidak akan mudah hilang. Jika kita lupa atau mau mendengarkan kembali maka tinggal di play saja. Semuanya menjadi mudah dan praktis. Lebih jauh lagi, sekarang telah beredar Al-Quran digital, hadist digital, dan buku-buku islami digital. Semuanya dibuat untuk memudahkan kita dalam memahami ajaran-ajaran agama. Misalnya, ketika kita akan mencari suatu tema dalam Al-Quran maka kita tidak mesti membuka lembar perlembar. Tetapi kita tinggal langsung masukkan kata kuncinya maka Al-Quran digital tersebut akan memunculkan hasilnya. Selain itu, dalam Al-Quran digital juga diisi dengan audionya. Sehingga kita bisa membaca sekaligus mendengarkan bacaannya.
Atas dasar itu, maka tidak ada salahnya jika kita mulai melirik dan menggunakan media-media ini untuk kepentingan dakwah – dengan tidak meninggalkan tradisi mengaji di masjid secara berjamaah. Tetapi media ini digunakan sebagai sarana penambah dan pelengkap untuk berdakwah.

  1. Strategi Umat Islam dalam Membangun Peradaban Islam
Dapat kita ketahui bahwa politik indonesia tidak pernah luput dari perjuangan para tokoh-tokoh muslim serta organisasi yang memliki peranan penting dalam mengajarkan dan menyebarkan paham berpolitik dengan berpegang teguh pada ajaran islam, dan inilah beberapa tokoh dan organisasi yang mendedikasikan kepada pembangunan politik di indonesia, yaitu:
  1. Muhamadiyah
    Didirikan oleh KH, Ahmad Dahlan pada tahun 1912. umat islam sedang dalam kondisi yang sangat terpuruk. bersama seluruh bangsa Indonesia mereka terbelakang dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah kemakmuran dan ekonomi yang parah serta kemampuan politis yang tidak berdaya. Lebih memperhatinkan lagi identitas keislaman merupakan salah satu poin negatif kehidupan umat. Islam waktu itu identik dengan profil kaum santri yang selalu mengurusi kehidupan akhirat sementara tidak tahu dan tidak mau tahu dengan perkembangan zaman sementara lembaga organisasi keagamaan juga masih berkelut dengan urusan yang tidak banyak bersentuh dengan dinamika realitas sosial apalagi berusaha untuk memajukan.
Prinsip utama gerakan Muhammadiyah merupakan hasil pemahaman terhadap ajaran islam yang termaksub dalam al-qur’an dan sunnah hasil pemahaman demikian dirumuskan sebagai pola kelakuan perjuangan muhammadiyah yang kemudian mendorong memberi arah dan bentuk setiap aktifitas Muhammadiyah. keseluruhan dari prinsip perjuangan Muhammadiyah dapat dikelompokan menjadi lima prinsip yaitu :
  1. Prinsip gerakan islam
  2. Prinsip gerakan sosial
  3. Prinsip gerakan dakwah
  4. Prinsip gerakan ilmu
  5. Prinsip gerakan tajdid 
KH, Ahmad Dahlan juga melihat perlunya dilakukan pembaharuan system pendidikan islam dari pesantren menjadi system pendidikan modern, karena itu tidak mengherankan jika berdirinya muhammadiyah diawali dengan “pendiri sekolah islam, yakni gabungan antara pendidikan umum dengan system madrasah, dirumah sendiri, dikampung kaum yogyakarta melalui lembaga pendidikan inilah pendiri Muhammadiyah ini mencoba merealisasikan gagasannya untuk menjadi organisasi sosial keagamaan berlebel Reformasi.” Maka dari itulah lima prinsip muhamadiyah dijadikan sebagai hubungan sistematis yang dijadikan prioritas dalam menjalankan aktivitas berdasarkan satu prinsip bahkan semua prinsip sekaligus.
Kehadiran sebuah organisasi sosial keagamaan dipandang sebagai suatu kemajuan dikalangan umat islam. Hal itu merupakan tradisi keagamaan yang dipengaruhi oleh budaya keraton dan sinkretis. Sehingga menyebabkan KH, Ahmad Dhlan memilih pembaharuan sebagai upaya memurnikan ajaran islam dengan cara mengembalikannya kepada dua sumber utama yaitu; Al-Qur’an dan As-sunnah.
Sejak muhamadiyah berdiri secara “bernawitu” menjadi sebuah gerakan islam yang berpegang teguh terhadap ajaran Allah swt, Al-quran maupun Rasullulah. Hal ini dibalutkan dalam pemikiran modern sehingga menumbuhkan cara hidup yang dinamik, rasional, dan individual serta gaya hidup kota yang duniawi dan mampu mengkombinasikan pola dan metode organisasi barat yang modern dengan prinsip dan nilai islam mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.
Adapun dinamika demokrasi politik kebangsaan dan orientasi pada idea masyrakat madani di masa depan. Peran muhammadiyah dapat dilihat dari kemampuan gerakan menempatkan diri sebagai pencerah sebagai etos gerakannya. Dan hal inilah yang sebuah pesan yang telah diperbaharui oleh Kh, Ahmad Dahlan. Sehingga kini muhamadiyah mampu menyerap berbagai pusat keunggulan pada masanya.
Gerakan itu dapat dilihat setelah mengalami perubahan formalisasi atas pembaharuannya dalam berbagai lembaga dan terutama sesudah pengembangan Tarjih sebagai lembaga fatwa hukum fikih. Setelah Kh, Ahmad Dahlan wafat muhammadiyah mengalami kemajuan yang identik dengan tajrih yang diartikan sebagai lembaga fatwa syariah (fiqih).
Formalisasi itu menjadi lebih hebat setelah muhammadiyah menunjukan ketertarikannya terhadap kekuasaan dan permainan politik setelah kemerdekaan  indonesia 1945 dan bertepatan dengan berdirinya masyumi. Hal ini pun didasari oleh kekaguman terhadap keberhasalan Kh, Ahmad dahlan dalam membangkitkan semangat sosial dan kebudayaan pemeluk islam.
  1. Persis (Persatuan Islam)
Persataun islam merupakan organisasi yang berlabel modernis lahirnya persatuan islam di telah memberi warna baru bagi sejarah peradaban islam di Indonesia. Kemunculan persis didasari oleh keinginan masyarakat pada pembentukan pendidikan islam. Maka dari itulah pendidikan islam otomatis mengikuti perkembangan tersebut. sehingga lahirnya organisasi islam termaksud persis.
Persis merupakan organisasi yang bergerak dalam pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis. Seperti rencana jihad atau program kerja Persis adalah mendidik dan membina para anggotanya agar mengajarkan pendidikan untuk menanamkan, memperdalam dan mengokohkan pengertian akidah, ibadah, muamalah dan akhlak islam.
Keberhasilan persis tidak luput dari peran penting tokoh yang telah mengharumkan nama persis dengan pengajaran dan dakwahnya salah satunya itu berkat Ahmad Hasan yang merupakan seorang pemikir islam yang sangat menyukai diskusi. Bahkan sejarah telah mencatat bahwa Ahmad Hassan sering melakukan diskusi kritis bersama Presiden Soekarno tentang berbagai hal yang salah satunya adalah diskusi tentang konsep Negara bangsa.
Diantara tokoh Persis yang berperan besar dalam mengajaran dan dakwah adalah Ahmad Hassan. Beliau dipandang sebagai guru besar persatuan islam. Ahmad Hassan adalah ilmuwan Persis, seorang mujtahid dan sosok ulama yang mandiri dan serba bisa. Sejak tahun 1924, Persis telah menyelenggarakan kelas pendidikan akidah dan ibadah bagi orang dewasa. Lembaga pendidikan itu kemudian semakin berkembang sejak Ahmad Hassan masuk dalam Persis pada tahun 1926. Perkembangan di Persis tidak hanya terjadi pada pendidikan tetapi di bidang literasi dan publikasi seperti pencetakan buku-buku dan majalah juga berkembang pesat.
Dalam pandangan Ahmad Hasan sendiri mengenai politik merupakan alat untuk mencapai cita-cita umat islam. Politik juga merupakan bagian dari tugas agama dan lebih jauh Ahmad Hassan menjelaskan bahwa agama tidak terbatas pada akidah dan ibadah, tetapi berjuang dalam medan politik agar mencapai kemenangan ideologi islam. Maka dari situlah Ahmad Hasan mengunakan metode pendakwahan dan pengajaran dalam melangsungkan pemikiran berpolitiknya.
Adapun persis sendiri dalam menghadapi politik setelah kemerdekaan tidak semulus yang seperti pemikiran Ahmad Hasan. Pada masa ini persis dihadapkan pada pergolakan politik yang belum stabil. pemerintah republik Indonesia seperti mulai tergiring kearah demokrasi terpimpin yang di rancangkan oleh presiden Soekarno dan mengarah pada pembentuk negara dan masyarakat dengan ideologi Nasionalis, agama, komonis (NASAKOM.) setelah beberapa kali pergantian pemimpin persis dihadapkan pada berbagai persoalan eksternal dengan munculnya berbagai aliran keagamaan yang menyesatkan seperti aliran pembaharu isa bugis, islam jama’ah, darul hadist, inkarus sunnah, syi’ah, ahmadiyah dan faham sesat lainnya. Hal ini menimbulkan proses regenerasi dari tokoh-tokoh persis kepada eksponen organisasi otonom kepemudaan (pemuda persis). 
  1. Nahdatul Ulama
Nahdatul ulama lahir di surabaya, organisasi diperkasai oleh sejumlah ulama terkemuka. Arti dari organisasi ini adalah kebangkitan para ulama. Nahdatul ulama (NU) didirikan untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional atau sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme islam yang mengusung gagasan purifikasi. pembentukan NU merupakan upaya peorganisasian dan peran para ulama pesantren yang sudah ada sebelumnya agar wilayah kerja keulamaan lebih ditingkatkan, dikembangkan dan di luaskan jangkauannya. dengan kata lain didirikannya NU adalah untuk menjadi wadah bagi usaha mempersatukan dan menyatukan langkah-langkah para ulama dan kiai pesantren.
Peran Nahdhatul Ulama tidak bisa dilepas dari sejarah bangsa Indonesia. Organisasi masyarakat Islam ini telah memberikan sumbangsih besar terhadap bangsa dan negara Indonesia. Walaupun NU pada awalnya berdiri sebagai organisasi keagamaan, namun ia tidak hanya bergerak dalam bidang agama. Sejarah mencatat, perjalanan Negara Indonesia banyak diwarnai oleh peran politik NU. Bahkan sampai detik ini NU masih berjuang melalui jalur-jalur politik.
Perjuangan politik NU selain karena gagasan-gagasan yang perlu dipertahankan, juga karena politik adalah jalur perjuangan yang paling legal dalam kehidupan bernegara. Sejak awal hingga ahir decade Nahdatul Ulama masih bertahan dengan model teokrasi. Hampir seluruh capaian bertujuan untuk melancarkan misi keagamaan dan tidak serta-merta menghilangkan nilai kebangsaan.
Sebagai organisasi kerakyatan dalam sejarahnya, NU telah banyak berdialog dengan kultural bangsa. Bagi Nahdatul ulama berjuang di jalan agama adalah prioritas, dan membuat agama itu diterima semua kalangan juga prioritas. Inilah inti ajaran NU, amar ma’ruf nahi munkar .
Menurut Kacung Marijan, upaya itu pada ahirnya akan mendorong tumbuh dan berkembangnya “organisasi kemasyarakatan yang lebih mandiri dan mampu melaksanakan fungsinya sebagai sarana masyarakat untuk berserikat, menyalurkan aspirasi serta berpartisipasi dalam pembangunan.”.
Upaya Nahdatul Ulama dalam berpoitik dapat dilihat dengan cara memperkuat civil society yang sesunguhnya adalah impelemntasi dari nilai-nilai keislaman. maka dari itu NU dituntut harus inovatif termaksud mengawal aspirasi masyarakat terhadap pemerintah. Dalam hubungan dengan pemeritah Nahdatul ulama menjalankan fungsi kontrol sosial, memberikan kritik yang membangun terhadap pemerintah. Sebagai basic kekuatan sipil dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
  1. Masyumi
Masyumi terbentuk setelah serangkaian diskusi mengenai masa depan politik Islam, timbul gagasan untuk mendirikan organisasi politik. Pada Oktober 1945, sebuah komite dikepalai Natsir dibentuk untuk merealisasikan rencana tersebut. Tak lama, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat No X tentang anjuran membentuk partai-partai politik.
Kongres memutuskan pembentukan satu-satunya partai politik yang menyalurkan aspirasi politik umat Islam. Peserta kongres memilih nama Masyumi bukan karena merujuk pada Majelis Syuro Muslimin Indonesia di masa Jepang. Dan dipertimbangkan nama lain yang diusulkan, Partai Rakyat Islam. Sukiman Wirjosandjojo selaku ketua kongres akhirnya terpilih sebagai ketua umum.Sebagaimana disebutkan dalam Anggaran Dasar, Masyumi memiliki tujuan: terlaksananya ajaran dan hukum Islam dalam kehidupan orang-seorang, masyarakat, dan negara Republik Indonesia, menuju keridhaan Illahi.
Secara sistematika politik yang dibentuk masyumi adalah sebagai politik yang tidak terlepas dari fungsi-fungsi lain seperti artikulasi kepentingan, seleksi kepentingan dan komunikasi politik. Dan secara implisit upaya pendidikan politik masyumi adalah usaha untuk mencapai tujuan dengan cara memperluas pengetahuan kecakapan umat islam indonesia dalam perjuangan politik. Adapu n perjuangan politik Masyumi yang paling kuat adalah perjuangan ideologis untuk menghadapi komunis yang diperjuangkan oleh PKI berdasarkan teori-teori Marx, Engles Lenin, Stalin dan Mao Tse Tung. Keyakinan masyumi sebagai propaganda ideologi yang bisa menyesatkan adalah PKI.  Yang disebarkan melalui media cetak seperti Marxise.


















BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Perubahan zaman menuju ke arah yang lebih modern atau yang sering kita sebut dengan era globalisasi merubah kebudayaan manusia ke arah kebebasan diberbagai aspeknya, sehingga moral dan akhlak mulai ditinggalkan. Sangat banyak tantangan – tantangan yang dihadapi umat islam yang datang dari berbagai sudut. Konflik internal umat Islam akibat dari perbedaan pendapat dan organisasi juga masih mewarnai kehidupan umat Islam. Namun, dari segala hal – hal negatif yang terjadi umat islam masih memiliki kekuatan yang dapat memberikan peluang – peluang untuk lebih memajukan umat islam itu sendiri, seperti dengan adanya kemajuan teknologi kita dapat lebih mudah dalam menyampaikan dakwah – dakwah islam dimana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja.

  1. Saran
Sebagai umat islam kita harus bersikap selektif dalam menghadapi era globalisasi ini. Kita boleh membuka diri terhadap perkembangan teknologi yang semakin canggih dan mempelajarinya atau bahkan menciptakan teknologi baru yang lebih canggih. Namun, kita juga tidak boleh terlena dan harus berhati – hati dalam menghadapi dampak negatif yang juga diberikan oleh era globalisasi ini.





DAFTAR PUSTAKA

Howard M. Federspiel. 2001. Persatuan Islam. Jakarta : BRILL
Karim, Rusli. 1985. Dinamika Islam di Indonesia.  Yogyakarta : Penerbit Hanindita
Madjid, Nurcholish. 1997. Tradisi Islam. Jakarta : Penerbit Paramadina
Miftah, Thoha.  2003. Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.  Jakarta : Raja Grafindo Persada
R, Wahab. 2004. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung : Penerbit Alfabeta
Samsuri. 2004. Politik Islam  Anti Komunis. Yogyakarta : Safiria Insani Pers
Toto Tasmara. Brotherhood : Aku Rindu Persaudaraan. 2005. Jakarta : Pena Pundi Aksara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar